Kamis, 16 Juni 2016

Proposal Penelitian ASFAR/812 111 BAB 1 (STKIP MUHAMMADIYAH BONE KAMPUS C KAHU 2016)

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Penelitian
Kegiatan belajar mengajar di sekolah seharusnya mendorong siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Oleh karena itu, program pendidikan yang dikembangkan perlu menekankan pada pengembangan kemampuan berpikir siswa, yaitu berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif (Prasetiyo & Mubarokah, 2014:10). Salah satu kemampuan berpikir yang sering diabaikan dalam pendidikan formal adalah kemampuan berpikir kreatif (Sari, Sumiati, & Siahaan; 2013:61).
Pendidikan formal selama ini hanya menekankan perkembangan yang terbatas pada ranah kognitif saja, sedangkan ranah afektif (sikap dan perasaan) kurang mendapat perhatian. Terbukti pada pembelajaran di sekolah, kegiatan yang menuntut pemikiran divergen atau berpikir kreatif masih terbatas sehingga siswa tidak terangsang untuk berpikir, bersikap, dan berperilaku kreatif. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran diperlukan cara yang mendorong siswa terlibat secara aktif meningkatkan kemampuan berpikir kreatifnya sehingga dapat mempermudah memahami pembelajaran. Di samping itu, mampu mendorong pembelajaran yang berpusat pada siswa, sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator (Supardi, 2012:249).
Pembelajaran akan berhasil apabila di dalamnya terdapat suatu proses yang kreatif, yakni upaya-upaya penting yang dilakukan untuk mendayagunakan potensi kognitif dan afektif siswa secara optimal, sehingga ide-ide baru dan cerdas lebih terakomodasi. Usaha untuk menciptakan hal tersebut dapat diwujudkan melalui pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode, model, maupun media pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Akan tetapi, pada kenyataannya masih terdapat guru yang mengajar menggunakan model pembelajaran konvensional melalui metode ceramah yang bersifat teoritis informatif dan belum menekankan pada proses berpikir siswa secara mandiri untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya (Solekha & Kardoyo, 2015:576).
Berdasarkan hasil observasi pendahuluan pada saat melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Patimpeng, guru mata pelajaran ekonomi belum efektif menggunakan model pembelajaran, kegiatan belajar mengajar masih berpusat pada guru (teacher centered) yang ditandai dengan pembelajaran menggunakan metode ceramah sehingga mengakibatkan siswa cenderung pasif, pembelajaran lebih menekankan memorisasi dan mencatat materi yang dipelajari tanpa memberikan kesempatan yang lebih luas kepada siswa untuk mengonstruksi sendiri pengetahuannya terhadap pembelajaran. Selain itu, guru belum optimal memanfaatkan fasilitas multimedia pembelajaran yang ada sebagai wadah untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa, guru hanya menggunakan buku paket sebagai media pembelajaran. Pembelajaran yang bersifat teacher centered mengekang kreativitas siswa dan tidak menimbulkan suasana belajar interaktif sehingga berdampak pada hasil belajar siswa yang tidak maksimal (Kuspriyanto & Siagian, 2013:133).

Khoiri, Rochmad, & Cahyono (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kemampuan berpikir kreatif bersinergi dengan kemampuan pemecahan masalah. Artinya, semakin tinggi kemampuan berpikir kreatif siswa, maka kemampuan pemecahan masalah akan semakin tinggi. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan berpikir kreatif siswa, maka kemampuan pemecahan masalah siswa pun semakin rendah. Wang (2011:9) menegaskan bahwa berpikir kreatif dan prestasi akademik memiliki hubungan yang positif. Artinya, tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa menentukan hasil belajar siswa yang maksimal terhadap pembelajaran.
Tsai (2013:1) memaparkan bahwa dalam dunia yang kompetitif seperti sekarang ini, satu-satunya hal yang konstan adalah perubahan dalam bentuk kreativitas. Akibatnya, kapasitas kreatif adalah kuncinya. Kreativitas telah menjadi topik yang terus berkembang dalam dunia pendidikan. Suka atau tidak, guru berfungsi sebagai metronom (mengatur tempo dengan tepat), mengatur pola dan menetapkan model pembelajaran di kelas. Hal ini dilakukan untuk mengasah dan meningkatkan potensi kreatif siswa.
Berdasarkan fenomena dan temuan-temuan yang diperoleh di lapangan, maka guru dituntut untuk berinovasi dalam proses pembelajaran serta pandai mencari solusi penerapan model pembelajaran yang ditunjang dengan pemanfaatan media pembelajaran yang tepat dalam upaya mengatasi permasalahan pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang berkembang pada saat ini adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil yang mengondisikan siswa untuk aktif dalam forum diskusi, saling membantu, dan mengajak satu sama lain dalam usaha mengatasi masalah belajar demi tercapainya tujuan pembelajaran (Suwarni & Rochim, 2012:91).
Beberapa model pembelajaran kooperatif sudah mulai dikembangkan. Akan tetapi, peneliti memilih dua model pembelajaran yaitu model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dan model pembelajaran Think Talk Write (TTW), kemudian dielaborasikan menjadi model pembelajaran terbaru menjadi model pembelajaran Numbered Heads Think Talk Write Together.
Model pembelajaran Numbered Heads Think Talk Write Together merupakan model pembelajaran kooperatif dengan pengelompokkan siswa dalam tim-tim pembelajaran antara lima sampai enam anggota tiap kelompok secara heterogen. Kegiatan pembelajaran menekankan siswa lebih berpikir daripada menghafal, memahami pembelajaran dengan baik melalui diskusi, mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dalam menjawab permasalahan atau soal tes, mendorong siswa bersikap demokratis dalam efektivitas belajar dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Kegiatan belajar mengajar akan berjalan efektif dan efisien apabila didukung dengan tersedianya media yang menunjang (Putra, Kesiman, & Darmawiguna; 2013:130). Penggunaan media yang tepat akan memberikan pengalaman belajar yang tepat kepada siswa, sehingga siswa dapat mengonstruksi sendiri pengetahuannya tentang suatu konsep. Semakin konkret media yang digunakan, maka pengalaman yang diperoleh siswa akan semakin tinggi (Wahyuningsih, Jamaluddin, & Karnan; 2015:47).
Media pembelajaran berbantuan komputer merupakan alternatif pilihan yang dapat digunakan guru sebagai penunjang keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran. Komputer dapat digunakan sebagai media pembelajaran interaktif karena menyediakan fasilitas audio visual yang menarik (Tamami, 2014:1). Salah satu multimedia interaktif yang terintegrasi dengan komputer adalah video.
Media video merupakan sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan panca indera. Penekanan media video pembelajaran terdapat pada audio dan visual yang berguna meyampaikan bahan pelajaran dari guru kepada siswa, dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, minat, pemahaman, dan memproses, serta menyusun kembali informasi visual atau verbal sedemikian rupa sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi lebih efektif (Sari & Siagian, 2013:7). Pemanfaatan sumber daya audio visual memiliki dampak positif yang signifikan terhadap kegiatan belajar mengajar di sekolah. Artinya, pengintegrasian media audio visual  dalam kegiatan belajar mengajar berdampak pada hasil belajar siswa yang maksimal terhadap pembelajaran (Ode, 2014:200).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk memecahkan permasalahan terkait rendahnya kemampuan berpikir kreatif siswa. Oleh karena itu, peneliti berinisiatif dan tertantang akan melakukan penelitian dengan mengimplementasikan model pembelajaran Numbered Heads Think Talk Write Together berbantuan media audio visual untuk memecahkan permasalahan terkait rendahnya kemampuan berpikir kreatif pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS SMA Negeri 1 Patimpeng..


B.  Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah, “Apakah terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Numbered Heads Think Talk Write Together terhadap kemampuan berpikir kreatif pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS SMA Negeri 1 Patimpeng?”.

C.  Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai, yaitu “Untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Numbered Heads Think Talk Write Together terhadap kemampuan berpikir kreatif pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS SMA Negeri 1 Patimpeng”.
1.     .
D.  Pembatasan Masalah
Agar masalah dalam penelitian dibahas dengan jelas dan tidak meluas, maka peneliti membatasi masalah penelitian sebagai berikut:
1.    Model pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa adalah model pembelajaran Numbered Heads Think Talk Write Together.
2.    Kemampuan berpikir kreatif dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kreatif berdasarkan empat indikator, yaitu:
a.    Aspek kelancaran (fluency) merupakan kemampuan siswa untuk mengemukakan gagasan atau ide dengan lancar yang ditandai dengan perilaku yang mampu mengajukan berbagai macam pertanyaan atau memberi sejumlah jawaban apabila ada pertanyaan (Afidah, Santosa, & Indrowati; 2012:7);
b.    Aspek keluwesan atau fleksibilitas (flexibility) ditunjukkan dengan kemampuan siswa memecahkan atau menyelesaikan masalah dengan berbagai cara yang berbeda (Saefudin, 2012:46);
c.    Aspek keaslian (originality) dapat diketahui ketika siswa memberikan respon yang unik, tidak biasa, dan hanya dilakukan oleh sedikit siswa (Fardah, 2012:2);
d.   Aspek elaborasi (elaboration) merupakan bagaimana siswa membangun ide yang dimilikinya terhadap pembelajaran (Eragamreddy, 2013:140).
3.    Materi ketenagakerjaan menjadi objek penelitian pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS SMA Negeri 1 Patimpeng.
.
E.  Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang dapat diambil dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.    Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberikan informasi mengenai pengaruh penerapan model pembelajaran Numbered Heads Think Talk Write Together terhadap kemampuan berpikir kreatif pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS SMA Negeri 1 Patimpeng.
2.    Manfaat Praktis
a.    Bagi siswa, penerapan model pembelajaran Numbered Heads Think Talk Write Together berguna dalam mengembangkan dan meningkatkan kemampuan berpikir kreatif pada mata pelajaran ekonomi pokok bahasan ketenagakerjaan di kelas XI IPS SMA Negeri 1 Patimpeng;
b.    Bagi Guru, mendapatkan masukan model pembelajaran interaktif yang cocok untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa;

c.    Bagi Kepala Sekolah, dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam kegiatan belajar mengajar untuk meningkatkan proses pembelajaran yang aktif, interaktif, dan dapat menumbuhkembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar