Selasa, 30 Juni 2015

Katalogisasi

A.  Arti Katalog dan Katalogisasi
Katalog yang sering kita dengar sehari-hari merupakan kata/istilah yang berasal dari bahasa latin  “catalogus yang berarti daftar barang atau benda  yang  disusun untuk tujuan  tertentu.  Sedangkan  katalog  berdasarkan  ilmu  perpustakaan  berarti  daftar berbagai jenis koleksi perpustakaan  yang disusun menurut sistem tertentu.
Katalog adalah suatu daftar yang disusun dengan tujuan tertentu, misalnya: katalog barang, catalog penerbit katalog perpustakaan, katalog pameran dan sebagainya.
Katalog perpustakaan merupakan daftar buku atau bahan pustaka bentuk yang lain. Dalam katalog ini dibuat tentang nama pengarang, judul buku, edisi, cetakan, kota terbit, penerbit dan tahun terbit. Dengan katalog perpustakaan ini pengguna perpustakaan dapat memperoleh sumber informasi yang dimiliki oleh perpustakaan.
Perpustakaan sebagai suatu sistem informasi berfungsi menyimpan pengetahuan dalam berbagai bentuk serta pengaturannya sedemikian rupa, sehingga informasi yang diperlukan dapat diketemukan kembali dengan cepat dan tepat. Untuk itu informasi yang ada diperpustakaan perlu diproses dengan system katalogisasi (cataloging).
Katalogisasi atau pengkatalogan merupakan pekerjaan yang dilakukan oleh seorang pustakawan atau petugas perpustakaan menyusun dan membuat kartu katalog.
Ada dua macam kegiatan pembuatan katalog, yaitu:
a.    katalogisasi subyek, yakni menampilkan subyek buku berupa tajuk subyek dan notasi klasifikasi,
b.    katalogisasi deskriptif, yakni menampilkan entri utama dari sebuah buku, terdiri atas tajuk entri utama dan deskripsi bibliografi.
Proses katalogisasi merupakan pembuatan identitas atau data bibliografi bahan pustaka dengan tujuan mempermudah pengguna jasa perpustakaan untuk temu kembali informasi bahan pustaka.
Data bibliografi tersebut biasanya terdiri dari, pengarang, pengarang tambahan, judul, anak judul, judul seragam, penerbit, tempat terbit, edisi, tahun terbit,bibliografi, jumlah halaman dll.
B.  Tujuan Katalog
Tujuan dari pembuatan katalog perpustakaan adalah untuk membantu pengguna perpustakaan untuk menemukan sumber informasi yang dimiliki oleh perpustakaan. Selain itu katalog perpustakaan merupakan wakil dokumen yang berisikan sumber informasi yang dimiliki oleh perpustakaan itu berada. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa pembuatan catalog perpustakaan pengguna dengan mudah:
1.    Memungkinkan seseorang menemukan sebuah buku yang diketahui berdasarkan:
a.    Pengarangnya
b.    Judulnya
c.    Subjeknya.
2.    Menunjukkan buku yang dimiliki perpustakaan:
a.    Oleh pengarang tertentu; 
b.    Berdasarkan subjek tertentu;  
c.    Dalam jenis literatur tertentu.
3.    Membantu dalam pemilihan buku:
a.    Berdasarkan edisinya; atau
b.    Berdasarkan karakternya (bentuk sastra atau berdasarkan  topik).
C.  Jenis Katalog
Berdasarkan jenisnya katalog dapat dibedakan atas 3 jenis yaitu :
1.    Katalog pengarang
Yaitu katalog yang disusun berdasarkan abjad nama pengarang, baik itu pengarang perorangan, karya bersama, karya badan korporasi ataupun karya yang ditajukkan pada judul seragam.
2.    Katalog judul
Yaitu katalog yang disusun berdasar abjad judul dari semua bahan perpustakaan yang dimiliki.
3.    Katalog subjek
Katalog subjek dalam penyusunannya dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu
a.    Katalog subjek yang disusun berdasarkan abjad judul untuk subjek yang 3 dinyatakan dalam bentuk istilah (verbal)
b.    Katalog subjek yang disusun berdasarkan urutan nomor klasifikasi (subjek dalam bentuk non verbal) sesuai dengan pedoman bagan klasifikasi yang digunakan.
D.  Fungsi Katalog
Fungsi katalog bagi perpustakaan antara lain adalah:
1.    Sebagai hasil pencatatan/daftar inventaris dari koleksi yang ada di perpustakaan.
2.    Alat untuk mempermudah temu kembali informasi bahan perpustakaan yang dicari.
3.    Sebagai alat bantu di dalam memilih bahan perpustakaan dalam hal yang berkaitan dengan edisinya, kepengarangannya dan sebagainya.
4.    Menyusun nama pengarang sedemikian rupa sehingga karya seseorang dengan berbagai judul yang berbeda dapat diletakkan secara berdekatan.
5.    Mencatat nomor panggil (call number) untuk menunjukkan di mana bahan perpustakaan itu berada/tersimpan pada rak.
E.  Bentuk dan Sistem Katalog
Perpustakaan merupakan suatu organisasi yang terus berkembang . Hal itu bisa dilihat dari bentuk fisik katalog yang terus mengalami perubahan, katalog dapat dikelompokkan berdasarkan bentuk fisiknya antara lain adalah sebagai berikut:
1.    Katalog Kartu (card catalog)
Katalog Kartu sudah digunakan lebih dari seratus tahun yang lalu, yang hingga sekarang pun masih banyak perpustakaan yang menggunakan katalog jenis ini. Katalog bentuk kartu berukuran 7,5 x 12,5 cm. Setiap entri (pengarang, judul, dan subjek) ditulis pada satu kartu. Kartu kemudian dijajarkan dalam laci katalog.
Katalog berbentuk kartu banyak digunakan oleh berbagai perpustakaan dengan pertimbangan sebagai berikut:
a.    Awet atau tahan lama
b.    Fleksibel, yaitu penyisipan entri baru dan pengeluaran entri yang tidak diperlukan mudah dilaksanakan. Dengan demikian, katalog selalu mencerminkan keadaan bahan perpustakaan secara up-to-date.
c.    Ringkas, yaitu hemat tempat.
d.   Akses langsung, yaitu dapat digunakan kapan saja oleh pegawai dan beberapa pemustaka sekaligus.
e.    Tersedia lebih dari satu pendekatan. Biasanya, kartu katalog dibuat dalam tiga jenis, yaitu kartu katalog pengarang, katalog judul, dan katalog subjek.
f.     Dapat diperbanyak dengan mudah, murah, dan cepat.
g.    Ekonomis, yaitu tidak memerlukan biaya tinggi dalam pembuatannya.
2.    Katalog Berkas (Sheaf Catalog)
Merupakan kumpulan kertas/ kartu berupa lembaran berukuran 7,5 x 12,5 cm. atau 10 x 15 cm. Masing-masing lembar berisi data katalog. Pada bagian kiri diberi lubang. Kemudian diikat atau dijilid. Pada bagian depan dan belakang diberi karton tebal berfungsi sebagai pelindung. Setiap berkas dapat memuat antara 500 hingga 600 lembar. Berkas yang sudah terjilid kemudian disusun menurut nomor berkas.
3.    Katalog Cetak atau Katalog Buku (Printed Catalog)
Bentuk katalog buku berupa daftar judul-judul bahan perpustakaan yang ditulis atau dicetak pada lembaran-lembaran yang berbentuk buku. Katalog buku sebenarnya tidak fleksibel karena penyisipan dan pengeluaran entri katalog tidak mudah dilakukan. Akan tetapi, jenis katalog ini mempunyai beberapa keuntungan, antara lain adalah sebagai berikut:
a.    Biaya pembuatannya murah
b.    Mudah dicetak
c.    Mudah dikirim ke berbagai perpustakaan atau instansi lain
d.   Mudah dibawa kemana-mana
e.    Tidak memerlukan filling seperti kartu katalog
4.    Katalog OPAC (Online Public Access Catalog)
Dengan semakin pesatnya kemajuan di bidang teknologi informasi terutama dalam penggunaan komputer dan telekomunikasi berdampak terhadap perkembangan bentuk katalog di perpustakaan. Banyak perpustakaan yang telah memanfaatkan kemajuan teknologi informasi tersebut dalam kegiatan pembuatan katalognya. Yaitu dengan menerapkan sistem otomasi perpustakaan, yang salah satu kegiatannya adalah pembuatan katalog secara online. Katalog OPAC banyak digunakan pada berbagai perpustakaan karena mempunyai banyak keuntungan, diantaranya adalah sebagai berikut:
a.    penelusuran informasi dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.
b.    Penelusuran dapat dilakukan secara bersama-sama tanpa saling menunggu.
c.    Jajaran tertentu tidak perlu difile
d.   Penelusuran dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai pendekatan sekaligus, misalnya melalui judul, pengarang, subjek, tahun terbit, penerbit, dan sebagainya, dengan memanfaatkan penelusuran Boolean Logic
e.    Rekaman bibliografi yang dimasukkan ke dalam entri katalog tidak terbatas.
f.     Penelusuran dilakukan dari beberapa tempat tanpa harus mengunjungi perpustakaan , yaitu dengan menggunakan jaringan LAN (Local Area Network) atau WAN (Wide Are Network)
Banyak program aplikasi yang dapat digunakan perpustakaan, antara lain seperti: CDS/ISIS, Inlis, Qalis, Inmagic, Virtua, Dynix, Tinlib, dan berbagai jenis aplikasi lain yang dikembangkan oleh masing-masing perpustakaan.



5.    Katalog di Internet
Katalog yang dapat diakses dengan menggunakan komputer yang terhubung dengan telepon dalam jaringan internet.
Dari beberapa macam katalog tersebut diatas, ada keuntungan dan kelemahannya masing-masing, suatu contoh katalog kartu mepunyai keuntungan:
a.    Tidak mudah hilang, karena tidak mudah dibawa-bawa seperti katalog buku atau berkas.
b.    Mudah menggunakannya
c.    Luwes, karena dengan mudah kita dapat menyisipkan kartu-kartu baru.
d.   Mudah dalam menggandakan entri-entrinya
e.    Mudah dibuatkan petunjuk-petunjuknya (guide card)
Kelemahan katalog kartu antara lain:
a.    Katalog kartu sangat tergantung pada tempat, sehingga bila jumlahnya sampai melebihi kapasitas laci katalog akan menimbulkan kesulitan dalam menggunakannya.
b.    Katalog kartu tidak bisa dibawa kemana-mana.
Adapun sistem katalog yang dipakai di perpustakaan ada beberapa sistem yakni:
1.    Sistem katalog abjad (alphabetical catalog), pada sistem ini katalog-katalog pengarang, judul, dan subyek disusun menurut urutan abjad. Dari sistem ini dibagi lagi menjadi dua yaitu:
1.1  Sistem katalog kamus (dictionary catalog), suatu sistem dimana katalog-katalog pengarang, judul dan subyek disusun dalam satu jajaran menurut abjad (alphabetical order)
1.2  Sistem katalog terbagi (divided catalog), biasanya sistem ini disusun menurut dua jajaran secara abjad, yaitu satu jajaran menurut entri subyeknya , satu jajaran menurut entri pengarang dan entri judul secara abjad pula.

2.    Sistem katalog klasifikasi (calssified catalog), sistem katalog ini biasanya disebut juga katalog sistematis, dimana katalog disusun menjadi tiga jajaran, yaitu:
2.1  Jajaran katalog pengarang-judul yang disusun menurut abjad
2.2  Jajaran katalog subyek yang disusun menurut urutan klasifikasi sebagai entri yang diutamakan
2.3  Jajaran katalog indeks subyek yang disusun menurut abjad.
F.   Pedoman Deskripsi Bibliografis
Kegiatan deskripsi bibliografis adalah suatu kegiatan yang mencatat data-data dari suatu bahan perpustakaan mulai dari judul, pengarang, tempat terbit , penerbit, deskripsi fisik dari bahan tersebut sampai ke nomor standar bahan perpustakaan. Pencatatan kegiatan tersebut disesuaikan dengan peraturan ISBD (International Standard Bibliografis Description) dengan susunan entri-entri katalog berdasarkan AACR2 (Anglo American Cataloguing Rules Ed rev. 2).
Deskripsi menurut International Standard Bibliographic Description (ISBD) membahas karakteristik bibliografi berdasarkan ciri fisik bahan perpustakaan yang sedang diolah, diantaranya adalah:
1.    ISBD (M) untuk bahan buku (Monograf)
2.    ISBD (S) untuk terbitan berseri (Serials)
3.    ISBD (CM) untuk bahan kartografis (Cartographic Materials)
4.    ISBD (NBM) untuk bahan nonbuku (Non Book Materials)
Menurut ISBD tersebut bahan perpustakaann yang akan diolah disusun ke dalam delapan (8) daerah (area), yang tiap daerah terdiri atas beberapa unsur. Daerah-daerah dan unsur-unsur dipisahkan oleh tanda baca. Setiap daerah, kecuali pada daerah pertama, diawali dengan tanda titik, spasi, garis, spasi  “.—“
Kedelapan (8) daerah atau area tersebut adalah sebagai berikut :
1.    Daerah judul dan pernyataan tanggung jawab
2.    Daerah edisi
3.    Daerah data khusus
4.    Daerah tempat terbit, penerbit, dan tahun terbit
5.    Daerah deskripsi fisik
6.    Daerah seri
7.    Daerah Catatan
8.    Daerah ISBN
G. Tingkatan Deskripsi Katalog
Deskripsi katalog adalah keterangan yang terdapat dalam tubuh katalog dimulai dari judul sampai dengan informasi daerah jejakan. Unsur deskripsi yang terdapat dalam peraturan AACR2 memuat tiga (3) tingkatan deskripsi yang masing-masing berisi unsur yang memuat batasan minimal unsur yang harus dicantumkan oleh perpustakaan atau badan pengkatalog lain yang memilih untuk menerapkan tingakatan deskripsi tersebut. Dalam pemilihan tingkatan deskripsi didasarkan pada tujuan pembuatan entri katalog. Unsur minimum yang harus ada dalam setiap tingkatan perlu dicantumkan oleh setiap perpustakaan, sementara unsur pilihan boleh tidak dicantumkan.
Adapun tingkatan deskripsi tersebut dan unsur-unsur minimumnya adalah sebagai beriktu:
1.    Deskripsi tingkat pertama
Untuk deskripsi tingkat pertama, paling sedikit unsur yang harus tercakup adalah:
Judul sebenarnya / pernyataan tanggung jawab pertama, bila berbeda jumlah atau bentu tajuk entri utama atau bila tajuk entri utama tidak ada. – Pernyataan edisi. – Rincian spesifik materi (penomoran). – Penerbit pertama dsb., tahun terbit dsb. – Deskripsi fisik. – Catatan. – Nomor standar.
2.    Deskripsi tingkat kedua
Untuk deskripsi tingkat kedua, paling sedikit unsur yang harus tercakup adalah:
Judul sebenarnya [GMD/pernyataan bahan umum] = judul paralel : informasi judul lain/pernyataan tanggung jawab pertama; masing-masing pernyataan tanggung jawab berikutnya. – Pernyataan edisi pernyataan tanggung jawab pertama berkaitan dengan edisi. – Rincian spesifik materi (penomoran). – Tempat penerbitan pertama dsb., ; penerbit pertama dsb., tahun terbit dsb. – Deskripsi fisik : rincian fisik lainnya ; ukuran. – (judul seri sebenarnya/pernyataan tanggung jawab berkaitan dengan seri, ISSN dari seri ; penomoran dalam seri. Judul subseri), ISSN dari subseri ; penomoran dalam subseri. – Catatan. – Nomor standar.
3.    Deskripsi tingkat ketiga
Untuk deskripsi tingkat ketiga, masukan semua unsur yang tercakup dalam peraturan AACR2 yang terdapat dalam karya tersebut.
Contoh Katalog:
Text Box: Praptowo, Mulyo
KIK: Kredit investasi kecil untuk kemajuan usaha anda/
Mulyo Praptowo, Achmad Anwari. -Cet 1. -Jakarata: Aksara, 1980
 48 hlm. ; 21 cm. – (seri mengenal bank ; 7)
 Bibliografi : hal 47-48
1. Kredit     I. Judul      II. Achmad Anwari       III. Seri
 





                                                                                                                                                           



Adapun tujuan tingkatan deskripsi Katalog adalah sebagai berikut:
a.    Secara tepat dan cepat diketahui lokasinya bila dokumen tersebut diperlukan.
b.    Menggambarkan informasi bibliografi yang mewakili suatu dokumen yang dimiliki oleh perpustakaan.
Berikut ini adalah Susunan dan tanda baca katalog: Susunan deskripsi bibliografi untuk monografi atau buku, terdiri dari 7 (tujuh) daerah, yaitu:
a.    Daerah judul dan kepengarangan
- Judul sebenarnya
- (=) Judul paralel/sejajar
- ( : ) Judul lain/anak judul
- ( / ) Pengarang pertama
- ( , ) Pengarang kedua, ketiga
- ( ; ) Pengarang setara
b.    Daerah edisi
- ( .-- ) pernyataan edisi
- ( / ) pernyataan kepengarangan yang pertama sehubungan dengan edisi
c.    Daerah impresium
- ( .-- ) tempat terbit
- ( : ) penerbit
- ( , ) tahun terbit
d.   Daerah kolasi
- ( .--) jumlah jilid
- ( : ) ilustrasi
- ( ; ) ukuran dan lampiran atau tambahan
e.    Daerah seri
- ( .--) pernyataan seri/nama
- ( : ) sub seri/anak seri
- ( ; ) nomor seri
f.     Daerah catatan
g.    Daerah ISBN dan harga
Sumber informasi utama untuk ke 7 (tujuh) daerah tersebut diatas dapat diambil dari bagian-bagian buku:
No.
Daerah
Sumber
1.
Judul dan pengarang
Halaman judul
2.
Edisi
Halaman judul dan belakangnya
3.
Impresium
Halaman judul dan permulaan
4.
Kolasi
Seluruh bagian buku
5.
Seri
Halaman judul dan belakangnya
6.
Catatan
Seluruh bagian buku
7.
ISBN
Belakang halaman judul


Apabila sumber-sumber informasi tidak didapatkan pada dokumen tersebut, maka kita dapat menggunakan beberapa tanda, seperti:
S.l : Sine loco (tempat terbit tidak diketahui)
S.n : Sine nomine (nama penerbit tidak diketahui)
S.a : Sine anno (tahun terbit tidak diketahui)
Disamping itu apabila informasi yang didapatkan di luar sumber utama, maka harus menggunakan tanda kurung [ ]. Misalnya : [1990], [19?], dan sebagainya.
H.  Penentuan Tajuk Entri Utama dan Entri Tambahan
Untuk menentukan tajuk entri utama dan tambahan, diperlukan beberapa ketentuan atau peraturan, yang terdiri dari:
1.    Karya pengarang tuggal, tajuk entri utama (TEU) jatud pada nama pengarang tersebut.
Contoh : Psikologi remaja/oleh Andi Mappiare
Tajuk entri utamanya (TEU) : Andi Mappiare
2.    Karya pengarang ganda, dua atau tiga orang, tajuk entri utamanya jatuh pada nama pengarang yang disebut pertama, sedang tajuk tambahannya pada nama pengarang lainnya.
Contoh: Peranan orang tua dalam pendidikan seks/oleh Sarlito Wirawan
Sarwono dan Ami Siamsidar
TEU : Sarlito Wirawan Sarwono
TET : Ami Siamsidar
3.    Karya pengarang ganda lebih dari tiga orang, tajuk entri utamanya jatuh pada judul buku tersebut.
Contoh: Sejarah Perpustakaan di Indonesia/oleh MD. Mansur, Gatot, Hari Santoso dan Ika Yuslina
TEU : Sejarah Perpustakaan di Indonesia
TET : MD. Mansur
Gatot
Hari Santoso
Ika Yuslina
4.    Karya editor atau penyunting, karya ini tajuk entri utamanya jatuh pada judul buku tersebut. Jika nama pengarangnya disebutkan, TEUnya ditentukan sesuai dengan ketentuan 1, 2 dan 3 diatas.
5.    Karya anonim (tidak disebutkan nama pengarangnya) TEUnya jatuh pada judul
Contoh: Art and crafts in Indonesia
TEU : Art and crafts in Indonesia
6.    Karya kumpulan, TEUnya pada judul (jika ada judul kolektif)
7.    Karya Campuran, suatu karya yang dikarang oleh beberapa pengarang dengan fungsi yang berbeda seperti penterjemah, penyadur dan pewawaccara, TEUnya tergantung dari peran pengarang masing-masing, adapun macamnya ada 4, yaitu terdiri dari :
a.       Karya terjemahan, TEUnya jatuh pada pengarang aslinya
Contoh: Petani penakluk naga/oleh Tolken ; diterjemahkan oleh Subawa
TEU : Tolken
TET : Subawa
b.    Karya saduran, suatu karya disadur dalam gaya sastra yang berbeda, maka TEUnya jatuh pada penyadurnya
Contoh: The stories of Shakespeare’s plays/retold by N. Kates
TEU : N. Kates
TET : Shkaespeare (sebagai pengarang asli)
c.    Karya hasil kerjasama, yaitu suatu karya merupakan kerjasama antara beberapa pengarang dengan fungsi berbeda dan tidak disebutkan siapa yang lebih berperan, misalnya diantara artis dan pengarang naskah, jika tidak lebih dari tiga orang, maka TEUnya jatuh pada pengarang yang pertama kali disebut pada halaman judul.
Contoh : Guide to Bali/Art direction and production by Hans Hoefer/Text and editing by Star Black
TEU : Hans Hoefer
TET : Star Black
d.   Karya hasil wawancara, TEUnya jatuh pada orang yang diwawancarai.
I.     Penentuan Tajuk Entri Nama Orang dan Badan Korporasi
Dalam menentukan tajuk entri ada beberapa ketentuan sebagai berikut:
1.    Tajuk untuk nama orang
1.1    Nama Indonesia, tajuk jatuh pada nama atau kata terakhir
Contoh: Ajib Rosidi tajuknya ditulis Rosidi, Ajib
Abdul Haris Nasution tajuknya ditulis Nasution, Abdul Haris
AR Fachrudin tajuknya ditulis Fachrudin, AR.
Tetapi Asymuni AR, tajuknya ditulis Asymuni AR.
1.2    Nama Barat, tajuknya pada nama keluarga (surname)
Contoh: John F. Kennedy, tajuknya ditulis Kennedy, John F.
Ronald M. Nowak, tajuknya ditulis Nowak, Ronald M.
Tetapi Otto Zur Linde (Jerman atau Perancis), tajuknya ditulis Zur Linde, Otto
Gustave Le Rouge, tajuknya ditulis Le Rouge, Gustave
Lorenzo da Ponto (Itali), tajuknya ditulis Da Ponto, Lorenzo
1.3    Nama Cina, tajuknya jatuh pada nama keluarga yang umumnya terletak pada kata atau nama bagian depan
Contoh: Tan Kim Hong, tajuknya ditulis Tan, Kim Hong
Lim Swiking, tajuknya ditulis Lim, Swiking
1.4    Nama yang menggunakan unsur sisipan berupa nasab (patrony nackname) seperti bin, ibn, nan, tajuknya jatuh pada bagian nama sebelum unsur sisipan.
Contoh: Abdul Mujib bin Nuh, tajuknya ditulis Mujib bin Nuh, Abdul
Utsman ibn Affan, tajuknya ditulis Utsman ibn Affan
Pamuntjak nan Sati, tajuknya ditulis Pamuntjak nan Sati
Catatan:
a.    Nama yang menggunakan tanda penghubung tidak boleh dipisah
Contoh: A.R. Radoliffe-Brown, tajuknya ditulis Radoliffe-Brown, A.R.
M. Sofi-Jusuf, tajuknya dirulis Sofi-Jusuf, M


b.    Penulisan nama yang berganti-ganti
Bila seorang pengarang dikenal dengan lebih dari satu nama baik nama sebenarnya aatau nama samaran maka untuk menentukan nama yang diprioritaskan adalah sebagai berikut:
1)   Nama yang sering dinyatakan dalam karya-karyanya
2)   Nama yang paling sering diketemukan dalam daftar referensi
3)   Namanya yang terakhir
Contoh: HAMKA bukan Haji Abdul Karim Amrullah
Ki Hajar Dewantoro bukan Suwardi Suryoningrat
2.    Tajuk Badan Korporasi
Koleksi yang pertanggungjawabannya berupa badan korporasi, tajuk entrinya ditentukan sebagai berikut :
a.    Badan Pemerintah, tajuknya jatuh pada nama negara
Contoh: Departemen Pendidikan Nasional,
tajuknya: Indonesia. Departemen Pendidikan Nasional
Departemen Agama, tajuknya : Indonesia. Departemen Agama
b.    Badan Bawahan yang tidak dikenal
Contoh: Komisi Perpustakaan UI,
tajuknya : Universitas Indonesia. Komisi Perpustakaan
c.    Badan Bawahan non Departemen
Contoh: LIPI, tajuknya : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
d.   Pertemuan, Konfrensi, rapat, seminar, simposium dan sebagainya, tajuknya jatuh pada nama konfrensinya, seminarnya dan sebagainya.
Contoh: Konfrensi Asia Afrika (ke 1 : 1950 : Bandung),
tajuknya Konfrensi Asia Afrika (ke 1 : 1950 : Bandung)






DAFTAR PUSTAKA
Listariono. 2011. Katalogisasi Bahan Pustaka: Materi Disajikan Pada Diklat Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Bagi Guru dan Pengelola Perpustakaan SDN Gampingan I Kecamatan Pagak Kabupaten Malang. UPT Perpustakaan Universitas Negeri Malang. Diakses pada tanggal 29 Juni 2015.
Subliyanto. 2012. Katalogisasi Bahan Pustaka. https://subliyanto.wordpress.com/2012/12/12/katalogisasi-bahan-pustaka/. Diakses pada tanggal 29 Juni 2015.