Senin, 20 Juni 2016

Asfar: Proposal Usaha Penggemukan Sapi

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Usaha penggemukan sapi potong merupakan salah satu peluang usaha yang prospektif yang dapat dikembangkan di Kabupaten Bone. Hal ini dilatarbelakangi oleh semakin meningkatnya kebutuhan akan konsumsi daging di Indonesia  dari tahun ke tahun, sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan rata-rata kualitas hidup masyarakat serta semakin tingginya kesadaran dari masyarakat untuk mengkonsumsi pangan dengan kualitas baik dan kuantitas yang cukup.
Usaha penggemukan sapi potong juga relevan dengan upaya pelestarian sumberdaya lahan. Kotoran sapi yang diperoleh selama masa penggemukan, selain volumenya yang cukup besar juga memiliki berbagai kandungan senyawa dan mikroorganisme yang dapat digunakan untuk memperbaiki tekstur dan kesuburan tanah. Dalam tinjauan makro, pengembangan usaha penggemukan sapi juga merupakan salah satu upaya penghematan devisa. Pengembangan usaha penggemukan sapi merupakan salah satu upaya substitusi impor. Dengan demikian usaha penggemukan sapi sangat layak dalam tinjauan mikro, dan sangat terpuji dalam pandangan makro
Prospek penggemukan sapi potong cukup bagus sejalan dengan meningkatnya penduduk, maka kebutuhan protein hewani akan meningkat. Selain itu, dengan adanya pengurangan kuota impor sapi dari Australia, mendorong peternakan lokal menjadi trend dan banyak dilirik. Prospek lain yang mendorong adalah menguatnya isu lingkungan mendorong pemakaian pupuk dan perlakuan organik bagi tanaman meningkat (sapi penghasil utama pupuk organik dari hewan). Disamping itu trend harga sapi dari tahun ke tahun tidak pernah menurun, cenderung 5 – 8 % di atas rata-rata inflasi. Usaha ini diharapkan dapat mensuplai kebutuhan daging sapi lokal (Bone), regional (Sulawesi Selatan) dan nasional (Kalimantan). Atas dasar kenyataan tersebut, maka sangat terbuka peluang bagi usaha penggemukan sapi khususnya di wilayah Kabupaten Bone.
Bisnis penggemukan sapi potong dinilai dapat terintegrasi dengan bisnis lain dimana bahan baku pakan dapat diperoleh dengan mudah. Sementara itu, limbah kotoran sapi dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam pembuatan pupuk organik yang saat ini permintaanya semakin meningkat. Dalam hubunganya dengan masyarakat sekitar, jenis usaha ini dapat menciptakan lapangan kerja baru. Selain itu, dengan adanya usaha ini diharapkan juga dapat memberikan edukasi bagi masyarakat sekitar dalam menumbuhkan jiwa wirausaha dengan memanfaatkan sumberdaya lokal. Dalam jangka panjang, usaha ini dapat dikembangkan melalui system pemberdayaan masyarakat sekitar dengan model inti-plasma atau model pola bagi hasil lainya.
B.  Tujuan
Tujuan usaha pengemukan sapi potong ini adalah sebagai berikut:
1.    Membuka lapangan pekerjaan
2.    Menumbuhkan dan mengembangkan jiwa wirausaha anggota kelompok tani
3.    Menggali sumber pendapatan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan keluarganya
4.    Mendukung Program Dinas Pertanian Kabupaten Bone, sehingga dapat memberikan kontribusi kebutuhan daging sapi baik untuk memenuhi kebutuhan lokal maupun nasional.
C.  Visi dan Misi
1.    Melalui pola kemitraan antara manajemen, investor, dan petani ternak diharapkan dapat terjalin kerjasama yang kuat sehingga tujuan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama bagi para petani ternak  dapat tercapai.
2.    Memanfaatkan sumber daya alam  yang dimiliki Kabupaten Bone pada khususnya dan Indonesia pada umumnya seoptimal dan seefisien mungkin untuk mengembangkan usaha ternak penggemukan sapi potong.
3.    Meningkatkan populasi dan produksi ternak dalam upaya pemenuhan kebutuhan produksi ternak khususnya di Sulawesi Selatan.


BAB II
PROFIL USAHA
A.  Teknis Produksi
Usaha penggemukan sapi ini berskala 30 ekor sapi dengan bobot awal antara 100-130 kg/ekor. Penggemukan dilakukan dalam jangka waktu 3 bulan, sehingga diharapkan dapat melakukan usaha penggemukan sebanyak 4 periode dalam satu tahun. Target pencapaian bobot badan harian (PBBH) adalah 0,8-1,0 kg per ekor. Sehingga pada akhir periode penggemukan bobot sapi yang diharapkan mencapai 163-193 kg/ekor. Apabila permintaan pasar terus meningkat, tidak menutup kemungkinan untuk mengembangkan usaha ini dalam skala yang lebih besar.
B.  Lokasi
Lokasi usaha berada di Dusun Maradda Desa Bonto Padang. Lokasi yang sesuai untuk penggemukan sapi harus memenuhi beberapa kriteria penting, diantaranya adalah :
1.    Bebas dari penyakit endemik, misalnya antraks
2.    Dekat dengan sumber air bersih
3.    Dekat dengan akses jalan raya
4.    Dekat dengan kebun hijauan makanan ternak (HMT), atau terdapat sumber pakan murah berupa limbah-limbah hasil industri pertanian
5.    Dekat dengan sumber bakalan dan pasar.
Desa Bonto Padang merupakan daerah agraris yang sebagian penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Tanah yang subur menyebabkan sebagian besar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Kondisi ini banyak dimanfaatkan oleh para petani untuk memelihara sapi potong karena mudahnya mendapatkan rumput untuk makanan. Di Desa Bonto Padang selain pakan mudah didapat, lahan pemeliharaannya tersedia cukup banyak. Potensi lainnya, pakan tambahan seperti bekatul padi, bekatul jagung, dedak, dan lain-lain banyak didapat dan tanpa harus membeli.

C.  Kandang
Kandang yang digunakan berupa kandang individu dengan ukuran 2 x 1,5 m per ekor, sehingga luas bangunan 1 unit kandang 183,6 m2. Kandang dibangun secara permanen dengan alas berupa beton, kerangka bangunan dari kayu dan atap berupa genting.
D.  Bakalan Sapi
Bakalan sapi yang akan digunakan yaitu sapi lokal peranakan. Dengan menggunakan sapi lokal, diharapkan target pertambahan bobot badan harian (PBBH) bisa mencapai 0.8-1,0 kg. Sapi yang akan digemukkan berumur antara 1,5 sampai 2 tahun dengan rata-rata bobot badan antara 100-130 kg/ekor.

E.  Pakan
Jenis pakan yang akan diberikan berupa hijauan dan konsentrat/dedak dengan perbandingan 60 : 40. Sehingga untuk sapi dengan bobot badan 100 kg, maka hijauan segar yang diberikan sebanyak 20 kg dan konsentrat/dedak 2,5 kg perhari. Pakan hijauan berupa rumput Raja (King Grass) yang bersumber dari kebun HMT. Sedangkan konsentrat/dedak yang akan digunakan merupakan konsentrat/dedak yang sudah jadi.
F.   Tenaga Kerja
Tenaga kerja tetap yang akan dipekerjakan yaitu 3 orang, masing-masing menangani 10 ekor sapi. Tugas dan tanggungjawab pekerja kandang ini meliputi kegiatan penanganan sapi sehari-hari seperti pemberian pakan, membersihkan kandang, dan pengolahan limbah atau kotoran ternak.
Upah yang diberikan sebesar Rp. 3.000 perhari untuk tiap ekor sapi, atau setara dengan Rp. 900.000 perbulan untuk setiap pekerja.
G. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang diperlukan dalam usaha penggemukan sapi diantaranya adalah: gudang pakan beserta peralatannya, dan perlengkapannya, serta instalasi air.

























BAB III
PEMASARAN
A.  Target Pasar
Potensi usaha ternak sapi difokuskan pada wilayah regional Sulawesi Selatan dan pasar paling potensial di Luar Sulawesi adalah di Daerah Kalimantan. Namun demikian jumlah produksi tersebut masih belum memenuhi permintaan untuk pasar lokal sekalipun. Sehingga dalam rencana usaha ternak penggemukan sapi ditargetkan untuk mengisi kebutuhan pasar lokal Bone dan Sulawesi Selatan.
B.  Kebutuhan dan Proyeksi Pasar
Peluang peningkatan bisnis ternak sapi untuk pasar domestik sangat terbuka luas. Pasar lokal dapat diartikan pasar tingkat Kecamatan dan kabupaten apabila dilihat di pasar-pasar tersebut tidak sedikit para pedagang yang menjual daging sapi, terlebih lagi apabila pada hari-hari besar seperti Hari Raya Idul Fitri terjadi berbagai  jamur di musim penghujan, banyak pedagang-pedagang baru untuk mencari keuntungan menjual daging sapi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, di samping  itu pula pada hari Raya Idul Adha, sesusai dengan tingkat ekonomi masyarakat yang dimiliki tidak sedikit pula orang yang menyembelih untuk korbannya yaitu sapi. Keadaan tersebut di atas merupakan indikator bahwa kebutuhan daging sapi untuk dikonsumsi semakin meningkat.
Produk ikutan dalam usaha penggemukan sapi diluar daging adalah kulit. Permintaan kulit sebagai bahan baku aneka kerajinan dan bahan asesoris pakaian memiliki kecenderungan yang terus meningkat. Ada beberapa pengrajin kulit di Garut misalnya, terpaksa gulung tikar karena kesulitan memperoleh kulit sebagai bahan baku usahanya.






BAB IV
ANALISA FINANSIAL
A.  Biaya Investasi Awal
Jumlah dana atau modal yang dibutuhkan untuk kegiatan usaha penggemukan ternak sapi potong berdasarkan rancangan kebutuhan 30 ekor sapi adalah sebagai berikut:
1.    Biaya Tetap
Pembuatan kandang sapi (Rp. 1.500.000,-/ekor)               = Rp      45.000.000,-
2.    Biaya Operasional
a.    Pengadaan/pembelian sapi lokal
30 ekor x Rp. 7.500.000                                                         = Rp.   225.000.000,-
Pakan untuk 3 bulan (Rp. 5.000,-/ekor/hari)                           = Rp.     13.500.000.-
Biaya listrik dan telepon                                                         = Rp.          500.000.-
Vitamin, mineral dan obat cacing (1 paket)                            = Rp.       2.500.000,-
b.     Tenaga kerja
3 orang x 90 hari x Rp. 3.000,-                                               = Rp.       2.700.000,-
Jumlah biaya operasional                                                        = Rp.   244.200.000,-
Jumlah dana/modal yang diperlukan penggemukan ternak sapi potong selama satu periode produksi (3 bulan/90 hari pertama) adalah sebesar Rp. 244.200.000,-
B.  Penjualan dan Keuntungan
1.    Penjualan
a.    Kenaikan bobot sampai satu priode penggemukan berdasarkan pengalaman mencapai 0,8-1,0 kg/hari
b.    Bobot awal ternak sapi saat diterima oleh kelompok tani, rata-rata diperkirakan 100 kg.
c.    Bobot sapi saat dijual oleh kelompok tani/petani = 90 hari x 0,9 kg + 100 kg = 172 kg/ekor.
d.   Bobot sapi seluruhnya (30 ekor) = 172 kg x 30 ekor =  5.160  kg
e.    Diperkirakan harga sapi saat penjualan sapi tersebut adalah = 5.160 kg x Rp. 55.000,- = Rp. 283.800.000,-
2.    Keuntungan
Biaya Operasional                                                       = Rp. 244.200.000,-
Total Pendapatan                                                        = Rp. 283.800.000,-
Keuntungan yang diperoleh    = Penjualan – Biaya Operasional
Rp. 283.800.000,- – Rp.  244.200.000,-                     = Rp.  39.600.000,-
(Tiga puluh sembilan juta enam ratus ribu rupiah)
Jadi keuntungan yang diperoleh selama 3 bulan adalah Rp.  39.600.000,- atau Rp. 13.200.000,- untuk 1 bulan.





















BAB V
PENUTUP
A.  Simpulan
Berdasarkan paparan usaha beserta analisis finansial di atas, usaha ini sangat layak untuk dilaksanakan. Investasi awal yang diperlukan untuk usaha penggemukan sapi skala 30 ekor sebesar Rp. 244.200.000,-. Keuntungan yang dapat diperoleh sebesar Rp.  39.600.000,- untuk periode 3 bulan atau Rp. 13.200.000,- untuk 1 bulan. Sehingga usaha penggemukan sapi lokal untuk meningkatkan dan menyediakan kebutuhan akan daging hewani patut dikembangkan.
B.  Saran
Demikian proposal usaha ini kami buat, semoga jalinan kerjasama dapat terlaksana dengan baik.

















DAFTAR PUSTAKA
Belfis. 2011. Contoh Proposal Usaha Penggemukan Sapi. https://belfis.wordpress.com/2011/11/25/contoh-proposal-usaha-penggemukan-sapi-potong/. Diakses pada tanggal 10 Februari 2016.
Pertiwi, Dian. 2011. Proposal Penggemukan Sapi. http://yayasandianpertiwi.blogspot.co.id/2011/01/proposal-pengemukan-sapi.html. Diakses pada tanggal 10 Februari 2016.



1 komentar:

  1. What is Make Money from Betting & Win at - WorkMaker
    Betting. หาเงินออนไลน์ Betting. Betting. Betting. Betting. Betting. Betting. Betting. Betting. Betting. Betting. Betting. septcasino Betting. Betting. Betting. Betting. 메리트카지노

    BalasHapus