A. Arti Katalog dan Katalogisasi
Katalog yang sering
kita
dengar sehari-hari merupakan kata/istilah yang
berasal dari bahasa latin “catalogus”
yang berarti daftar barang atau benda yang disusun untuk tujuan tertentu.
Sedangkan katalog berdasarkan ilmu
perpustakaan berarti
daftar
berbagai jenis koleksi perpustakaan yang
disusun menurut sistem tertentu.
Katalog adalah suatu daftar yang disusun
dengan tujuan tertentu, misalnya: katalog barang, catalog penerbit katalog
perpustakaan, katalog pameran dan sebagainya.
Katalog perpustakaan merupakan daftar
buku atau bahan pustaka bentuk yang lain. Dalam katalog ini dibuat tentang nama
pengarang, judul buku, edisi, cetakan, kota terbit, penerbit dan tahun terbit.
Dengan katalog perpustakaan ini pengguna perpustakaan dapat memperoleh sumber
informasi yang dimiliki oleh perpustakaan.
Perpustakaan sebagai suatu sistem
informasi berfungsi menyimpan pengetahuan dalam berbagai bentuk serta
pengaturannya sedemikian rupa, sehingga informasi yang diperlukan dapat diketemukan
kembali dengan cepat dan tepat. Untuk itu informasi yang ada diperpustakaan
perlu diproses dengan system katalogisasi (cataloging).
Katalogisasi atau pengkatalogan
merupakan pekerjaan yang dilakukan oleh seorang pustakawan atau petugas
perpustakaan menyusun dan membuat kartu katalog.
Ada dua macam kegiatan pembuatan
katalog, yaitu:
a. katalogisasi
subyek, yakni menampilkan subyek buku berupa tajuk subyek dan notasi
klasifikasi,
b. katalogisasi
deskriptif, yakni menampilkan entri utama dari sebuah buku, terdiri atas tajuk
entri utama dan deskripsi bibliografi.
Proses
katalogisasi merupakan pembuatan identitas atau data bibliografi bahan pustaka
dengan tujuan mempermudah pengguna jasa perpustakaan untuk temu kembali
informasi bahan pustaka.
Data
bibliografi tersebut biasanya terdiri dari, pengarang, pengarang tambahan,
judul, anak judul, judul seragam, penerbit, tempat terbit, edisi, tahun
terbit,bibliografi, jumlah halaman dll.
B. Tujuan Katalog
Tujuan dari pembuatan katalog
perpustakaan adalah untuk membantu pengguna perpustakaan untuk menemukan sumber
informasi yang dimiliki oleh perpustakaan. Selain itu katalog perpustakaan
merupakan wakil dokumen yang berisikan sumber informasi yang dimiliki oleh
perpustakaan itu berada. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa pembuatan
catalog perpustakaan pengguna dengan mudah:
1. Memungkinkan seseorang menemukan
sebuah buku yang diketahui berdasarkan:
a. Pengarangnya;
b. Judulnya;
c. Subjeknya.
2. Menunjukkan buku yang
dimiliki perpustakaan:
a. Oleh pengarang tertentu;
b. Berdasarkan subjek
tertentu;
c. Dalam jenis literatur tertentu.
3. Membantu dalam
pemilihan buku:
a. Berdasarkan
edisinya;
atau
b. Berdasarkan karakternya
(bentuk sastra atau berdasarkan
topik).
C. Jenis Katalog
Berdasarkan
jenisnya katalog dapat dibedakan atas 3 jenis yaitu :
1. Katalog pengarang
Yaitu katalog
yang disusun berdasarkan abjad nama pengarang, baik itu pengarang perorangan,
karya bersama, karya badan korporasi ataupun karya yang ditajukkan pada judul seragam.
2. Katalog judul
Yaitu katalog
yang disusun berdasar abjad judul dari semua bahan perpustakaan yang dimiliki.
3. Katalog subjek
Katalog subjek
dalam penyusunannya dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu
a. Katalog subjek yang disusun berdasarkan abjad judul
untuk subjek yang 3 dinyatakan dalam bentuk istilah (verbal)
b. Katalog subjek yang disusun berdasarkan urutan nomor
klasifikasi (subjek dalam bentuk non verbal) sesuai dengan pedoman bagan
klasifikasi yang digunakan.
D. Fungsi Katalog
Fungsi katalog bagi perpustakaan
antara lain adalah:
1. Sebagai
hasil pencatatan/daftar inventaris dari koleksi yang ada di perpustakaan.
2. Alat
untuk mempermudah temu kembali informasi bahan perpustakaan yang dicari.
3. Sebagai
alat bantu di dalam memilih bahan perpustakaan dalam hal yang berkaitan dengan
edisinya, kepengarangannya dan sebagainya.
4. Menyusun
nama pengarang sedemikian rupa sehingga karya seseorang dengan berbagai judul
yang berbeda dapat diletakkan secara berdekatan.
5. Mencatat
nomor panggil (call number) untuk
menunjukkan di mana bahan perpustakaan itu berada/tersimpan pada rak.
E. Bentuk dan Sistem Katalog
Perpustakaan merupakan suatu organisasi yang terus berkembang
. Hal itu bisa dilihat dari bentuk fisik katalog yang terus mengalami
perubahan, katalog dapat dikelompokkan berdasarkan bentuk fisiknya antara lain
adalah sebagai berikut:
1. Katalog Kartu (card catalog)
Katalog Kartu sudah digunakan lebih dari seratus tahun yang
lalu, yang hingga sekarang pun masih banyak perpustakaan yang menggunakan
katalog jenis ini. Katalog bentuk kartu berukuran 7,5 x 12,5 cm. Setiap entri
(pengarang, judul, dan subjek) ditulis pada satu kartu. Kartu kemudian
dijajarkan dalam laci katalog.
Katalog berbentuk kartu banyak digunakan oleh berbagai
perpustakaan dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. Awet
atau tahan lama
b. Fleksibel,
yaitu penyisipan entri baru dan pengeluaran entri yang tidak diperlukan mudah
dilaksanakan. Dengan demikian, katalog selalu mencerminkan keadaan bahan
perpustakaan secara up-to-date.
c. Ringkas,
yaitu hemat tempat.
d. Akses
langsung, yaitu dapat digunakan kapan saja oleh pegawai dan beberapa pemustaka
sekaligus.
e. Tersedia
lebih dari satu pendekatan. Biasanya, kartu katalog dibuat dalam tiga jenis,
yaitu kartu katalog pengarang, katalog judul, dan katalog subjek.
f. Dapat
diperbanyak dengan mudah, murah, dan cepat.
g. Ekonomis,
yaitu tidak memerlukan biaya tinggi dalam pembuatannya.
2. Katalog Berkas (Sheaf Catalog)
Merupakan kumpulan kertas/ kartu berupa lembaran berukuran
7,5 x 12,5 cm. atau 10 x 15 cm. Masing-masing lembar berisi data katalog. Pada
bagian kiri diberi lubang. Kemudian diikat atau dijilid. Pada bagian depan dan
belakang diberi karton tebal berfungsi sebagai pelindung. Setiap berkas dapat
memuat antara 500 hingga 600 lembar. Berkas yang sudah terjilid kemudian
disusun menurut nomor berkas.
3. Katalog Cetak atau Katalog Buku (Printed
Catalog)
Bentuk katalog buku berupa daftar judul-judul bahan
perpustakaan yang ditulis atau dicetak pada lembaran-lembaran yang berbentuk
buku. Katalog buku sebenarnya tidak fleksibel karena penyisipan dan pengeluaran
entri katalog tidak mudah dilakukan. Akan tetapi, jenis katalog ini mempunyai
beberapa keuntungan, antara lain adalah sebagai berikut:
a. Biaya
pembuatannya murah
b. Mudah
dicetak
c. Mudah
dikirim ke berbagai perpustakaan atau instansi lain
d. Mudah
dibawa kemana-mana
e. Tidak
memerlukan filling seperti kartu katalog
4.
Katalog OPAC (Online Public
Access Catalog)
Dengan
semakin pesatnya kemajuan di bidang teknologi informasi terutama dalam
penggunaan komputer dan telekomunikasi berdampak terhadap perkembangan bentuk
katalog di perpustakaan. Banyak perpustakaan yang telah memanfaatkan kemajuan
teknologi informasi tersebut dalam kegiatan pembuatan katalognya. Yaitu dengan
menerapkan sistem otomasi perpustakaan, yang salah satu kegiatannya adalah
pembuatan katalog secara online. Katalog OPAC banyak digunakan pada
berbagai perpustakaan karena mempunyai banyak keuntungan, diantaranya adalah
sebagai berikut:
a.
penelusuran informasi dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.
b.
Penelusuran dapat dilakukan secara bersama-sama tanpa saling
menunggu.
c.
Jajaran tertentu tidak perlu difile
d.
Penelusuran dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai
pendekatan sekaligus, misalnya melalui judul, pengarang, subjek, tahun terbit,
penerbit, dan sebagainya, dengan memanfaatkan penelusuran Boolean Logic
e.
Rekaman bibliografi yang dimasukkan ke dalam entri katalog
tidak terbatas.
f.
Penelusuran dilakukan dari beberapa tempat tanpa harus
mengunjungi perpustakaan , yaitu dengan menggunakan jaringan LAN (Local Area Network) atau WAN (Wide Are Network)
Banyak
program aplikasi yang dapat digunakan perpustakaan, antara lain seperti:
CDS/ISIS, Inlis, Qalis, Inmagic, Virtua, Dynix, Tinlib, dan berbagai jenis
aplikasi lain yang dikembangkan oleh masing-masing perpustakaan.
5.
Katalog di Internet
Katalog
yang dapat diakses dengan menggunakan komputer yang terhubung dengan telepon
dalam jaringan internet.
Dari beberapa macam katalog tersebut diatas, ada keuntungan
dan kelemahannya masing-masing, suatu contoh katalog kartu mepunyai keuntungan:
a. Tidak
mudah hilang, karena tidak mudah dibawa-bawa seperti katalog buku atau berkas.
b. Mudah
menggunakannya
c. Luwes,
karena dengan mudah kita dapat menyisipkan kartu-kartu baru.
d. Mudah
dalam menggandakan entri-entrinya
e. Mudah
dibuatkan petunjuk-petunjuknya (guide
card)
Kelemahan
katalog kartu antara lain:
a.
Katalog kartu sangat tergantung pada
tempat, sehingga bila jumlahnya sampai melebihi kapasitas laci katalog akan
menimbulkan kesulitan dalam menggunakannya.
b.
Katalog kartu tidak bisa dibawa
kemana-mana.
Adapun
sistem katalog yang dipakai di perpustakaan ada beberapa sistem yakni:
1. Sistem
katalog abjad (alphabetical catalog),
pada sistem ini katalog-katalog pengarang, judul, dan subyek disusun menurut
urutan abjad. Dari sistem ini dibagi lagi menjadi dua yaitu:
1.1 Sistem
katalog kamus (dictionary catalog),
suatu sistem dimana katalog-katalog pengarang, judul dan subyek disusun dalam
satu jajaran menurut abjad (alphabetical
order)
1.2 Sistem
katalog terbagi (divided catalog),
biasanya sistem ini disusun menurut dua jajaran secara abjad, yaitu satu
jajaran menurut entri subyeknya , satu jajaran menurut entri pengarang dan
entri judul secara abjad pula.
2. Sistem
katalog klasifikasi (calssified catalog),
sistem katalog ini biasanya disebut juga katalog sistematis, dimana katalog
disusun menjadi tiga jajaran, yaitu:
2.1 Jajaran
katalog pengarang-judul yang disusun menurut abjad
2.2 Jajaran
katalog subyek yang disusun menurut urutan klasifikasi sebagai entri yang
diutamakan
2.3 Jajaran
katalog indeks subyek yang disusun menurut abjad.
F.
Pedoman Deskripsi Bibliografis
Kegiatan
deskripsi bibliografis adalah suatu kegiatan yang mencatat data-data dari suatu
bahan perpustakaan mulai dari judul, pengarang, tempat terbit , penerbit,
deskripsi fisik dari bahan tersebut sampai ke nomor standar bahan perpustakaan.
Pencatatan kegiatan tersebut disesuaikan dengan peraturan ISBD (International
Standard Bibliografis Description) dengan susunan entri-entri katalog
berdasarkan AACR2 (Anglo American Cataloguing Rules Ed rev. 2).
Deskripsi
menurut International Standard Bibliographic Description (ISBD) membahas
karakteristik bibliografi berdasarkan ciri fisik bahan perpustakaan yang sedang
diolah, diantaranya adalah:
1.
ISBD (M) untuk bahan buku (Monograf)
2.
ISBD (S) untuk terbitan berseri (Serials)
3.
ISBD (CM) untuk bahan kartografis (Cartographic Materials)
4.
ISBD (NBM) untuk bahan nonbuku (Non Book Materials)
Menurut
ISBD tersebut bahan perpustakaann yang akan diolah disusun ke dalam delapan (8)
daerah (area), yang tiap daerah terdiri atas beberapa unsur.
Daerah-daerah dan unsur-unsur dipisahkan oleh tanda baca. Setiap daerah,
kecuali pada daerah pertama, diawali dengan tanda titik, spasi, garis, spasi “.—“
Kedelapan
(8) daerah atau area tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Daerah judul dan pernyataan tanggung jawab
2.
Daerah edisi
3.
Daerah data khusus
4.
Daerah tempat terbit, penerbit, dan tahun terbit
5.
Daerah deskripsi fisik
6.
Daerah seri
7.
Daerah Catatan
8. Daerah
ISBN
G. Tingkatan
Deskripsi Katalog
Deskripsi katalog adalah keterangan yang terdapat dalam tubuh
katalog dimulai dari judul sampai dengan informasi daerah jejakan. Unsur
deskripsi yang terdapat dalam peraturan AACR2 memuat tiga (3) tingkatan
deskripsi yang masing-masing berisi unsur yang memuat batasan minimal unsur
yang harus dicantumkan oleh perpustakaan atau badan pengkatalog lain yang
memilih untuk menerapkan tingakatan deskripsi tersebut. Dalam pemilihan
tingkatan deskripsi didasarkan pada tujuan pembuatan entri katalog. Unsur
minimum yang harus ada dalam setiap tingkatan perlu dicantumkan oleh setiap
perpustakaan, sementara unsur pilihan boleh tidak dicantumkan.
Adapun tingkatan deskripsi tersebut dan unsur-unsur minimumnya
adalah sebagai beriktu:
1. Deskripsi
tingkat pertama
Untuk deskripsi tingkat pertama, paling sedikit unsur yang
harus tercakup adalah:
Judul sebenarnya / pernyataan tanggung jawab pertama, bila
berbeda jumlah atau bentu tajuk entri utama atau bila tajuk entri utama tidak
ada. – Pernyataan edisi. – Rincian spesifik materi (penomoran). – Penerbit
pertama dsb., tahun terbit dsb. – Deskripsi fisik. – Catatan. – Nomor standar.
2. Deskripsi
tingkat kedua
Untuk deskripsi tingkat kedua, paling sedikit unsur yang
harus tercakup adalah:
Judul sebenarnya [GMD/pernyataan bahan umum] = judul paralel
: informasi judul lain/pernyataan tanggung jawab pertama; masing-masing
pernyataan tanggung jawab berikutnya. – Pernyataan edisi pernyataan tanggung
jawab pertama berkaitan dengan edisi. – Rincian spesifik materi (penomoran). –
Tempat penerbitan pertama dsb., ; penerbit pertama dsb., tahun terbit dsb. –
Deskripsi fisik : rincian fisik lainnya ; ukuran. – (judul seri sebenarnya/pernyataan
tanggung jawab berkaitan dengan seri, ISSN dari seri ; penomoran dalam seri.
Judul subseri), ISSN dari subseri ; penomoran dalam subseri. – Catatan. – Nomor
standar.
3. Deskripsi
tingkat ketiga
Untuk deskripsi tingkat ketiga, masukan semua unsur yang
tercakup dalam peraturan AACR2 yang terdapat dalam karya tersebut.
Contoh
Katalog:
Adapun
tujuan tingkatan deskripsi Katalog adalah sebagai berikut:
a. Secara
tepat dan cepat diketahui lokasinya bila dokumen tersebut diperlukan.
b. Menggambarkan
informasi bibliografi yang mewakili suatu dokumen yang dimiliki oleh
perpustakaan.
Berikut
ini adalah Susunan dan tanda baca katalog: Susunan deskripsi bibliografi untuk
monografi atau buku, terdiri dari 7 (tujuh) daerah, yaitu:
a. Daerah
judul dan kepengarangan
-
Judul sebenarnya
-
(=) Judul paralel/sejajar
-
( : ) Judul lain/anak judul
-
( / ) Pengarang pertama
-
( , ) Pengarang kedua, ketiga
-
( ; ) Pengarang setara
b. Daerah
edisi
-
( .-- ) pernyataan edisi
-
( / ) pernyataan kepengarangan yang pertama sehubungan dengan edisi
c. Daerah
impresium
-
( .-- ) tempat terbit
-
( : ) penerbit
-
( , ) tahun terbit
d. Daerah
kolasi
-
( .--) jumlah jilid
-
( : ) ilustrasi
-
( ; ) ukuran dan lampiran atau tambahan
e. Daerah
seri
-
( .--) pernyataan seri/nama
-
( : ) sub seri/anak seri
-
( ; ) nomor seri
f. Daerah
catatan
g. Daerah
ISBN dan harga
Sumber
informasi utama untuk ke 7 (tujuh) daerah tersebut diatas dapat diambil dari
bagian-bagian buku:
No.
|
Daerah
|
Sumber
|
1.
|
Judul
dan pengarang
|
Halaman
judul
|
2.
|
Edisi
|
Halaman judul
dan belakangnya
|
3.
|
Impresium
|
Halaman
judul dan permulaan
|
4.
|
Kolasi
|
Seluruh bagian
buku
|
5.
|
Seri
|
Halaman
judul dan belakangnya
|
6.
|
Catatan
|
Seluruh bagian
buku
|
7.
|
ISBN
|
Belakang
halaman judul
|
Apabila
sumber-sumber informasi tidak didapatkan pada dokumen tersebut, maka kita dapat
menggunakan beberapa tanda, seperti:
S.l : Sine loco (tempat terbit tidak diketahui)
S.n : Sine nomine (nama penerbit tidak diketahui)
S.a : Sine anno (tahun terbit tidak diketahui)
Disamping
itu apabila informasi yang didapatkan di luar sumber utama, maka harus
menggunakan tanda kurung [ ]. Misalnya : [1990], [19?], dan sebagainya.
H. Penentuan Tajuk Entri Utama dan
Entri Tambahan
Untuk menentukan tajuk entri utama dan
tambahan, diperlukan beberapa ketentuan atau peraturan, yang terdiri dari:
1. Karya
pengarang tuggal, tajuk entri utama (TEU) jatud pada nama pengarang tersebut.
Contoh
: Psikologi remaja/oleh Andi Mappiare
Tajuk entri utamanya (TEU) : Andi
Mappiare
2. Karya
pengarang ganda, dua atau tiga orang, tajuk entri utamanya jatuh pada nama
pengarang yang disebut pertama, sedang tajuk tambahannya pada nama pengarang
lainnya.
Contoh:
Peranan orang tua dalam pendidikan seks/oleh Sarlito Wirawan
Sarwono dan Ami Siamsidar
TEU : Sarlito Wirawan Sarwono
TET : Ami Siamsidar
3. Karya
pengarang ganda lebih dari tiga orang, tajuk entri utamanya jatuh pada judul
buku tersebut.
Contoh:
Sejarah Perpustakaan di Indonesia/oleh MD. Mansur, Gatot, Hari Santoso dan Ika
Yuslina
TEU : Sejarah Perpustakaan di Indonesia
TET : MD. Mansur
Gatot
Hari Santoso
Ika Yuslina
4. Karya
editor atau penyunting, karya ini tajuk entri utamanya jatuh pada judul buku
tersebut. Jika nama pengarangnya disebutkan, TEUnya ditentukan sesuai dengan
ketentuan 1, 2 dan 3 diatas.
5. Karya
anonim (tidak disebutkan nama pengarangnya) TEUnya jatuh pada judul
Contoh:
Art and crafts in Indonesia
TEU : Art and crafts in Indonesia
6. Karya
kumpulan, TEUnya pada judul (jika ada judul kolektif)
7. Karya
Campuran, suatu karya yang dikarang oleh beberapa pengarang dengan fungsi yang
berbeda seperti penterjemah, penyadur dan pewawaccara, TEUnya tergantung dari
peran pengarang masing-masing, adapun macamnya ada 4, yaitu terdiri dari :
a. Karya
terjemahan, TEUnya jatuh pada pengarang aslinya
Contoh:
Petani penakluk naga/oleh Tolken ; diterjemahkan oleh Subawa
TEU : Tolken
TET : Subawa
b. Karya
saduran, suatu karya disadur dalam gaya sastra yang berbeda, maka TEUnya jatuh
pada penyadurnya
Contoh:
The stories of Shakespeare’s plays/retold by N. Kates
TEU : N. Kates
TET : Shkaespeare (sebagai pengarang
asli)
c. Karya
hasil kerjasama, yaitu suatu karya merupakan kerjasama antara beberapa
pengarang dengan fungsi berbeda dan tidak disebutkan siapa yang lebih berperan,
misalnya diantara artis dan pengarang naskah, jika tidak lebih dari tiga orang,
maka TEUnya jatuh pada pengarang yang pertama kali disebut pada halaman judul.
Contoh
: Guide to Bali/Art direction and production by Hans Hoefer/Text and editing by
Star Black
TEU : Hans Hoefer
TET : Star Black
d. Karya
hasil wawancara, TEUnya jatuh pada orang yang diwawancarai.
I.
Penentuan
Tajuk Entri Nama Orang dan Badan Korporasi
Dalam menentukan tajuk entri ada beberapa
ketentuan sebagai berikut:
1. Tajuk
untuk nama orang
1.1 Nama
Indonesia, tajuk jatuh pada nama atau kata terakhir
Contoh:
Ajib Rosidi tajuknya ditulis Rosidi, Ajib
Abdul
Haris Nasution tajuknya ditulis Nasution, Abdul Haris
AR
Fachrudin tajuknya ditulis Fachrudin, AR.
Tetapi
Asymuni AR, tajuknya ditulis Asymuni AR.
1.2 Nama
Barat, tajuknya pada nama keluarga (surname)
Contoh:
John F. Kennedy, tajuknya ditulis Kennedy, John F.
Ronald M. Nowak, tajuknya ditulis Nowak,
Ronald M.
Tetapi
Otto Zur Linde (Jerman atau Perancis), tajuknya ditulis Zur Linde, Otto
Gustave
Le Rouge, tajuknya ditulis Le Rouge, Gustave
Lorenzo
da Ponto (Itali), tajuknya ditulis Da Ponto, Lorenzo
1.3 Nama
Cina, tajuknya jatuh pada nama keluarga yang umumnya terletak pada kata atau
nama bagian depan
Contoh:
Tan Kim Hong, tajuknya ditulis Tan, Kim Hong
Lim Swiking, tajuknya ditulis Lim,
Swiking
1.4 Nama
yang menggunakan unsur sisipan berupa nasab (patrony nackname) seperti bin, ibn, nan, tajuknya jatuh pada bagian
nama sebelum unsur sisipan.
Contoh:
Abdul Mujib bin Nuh, tajuknya ditulis Mujib bin Nuh, Abdul
Utsman ibn
Affan, tajuknya ditulis Utsman ibn Affan
Pamuntjak nan Sati,
tajuknya ditulis Pamuntjak nan Sati
Catatan:
a. Nama
yang menggunakan tanda penghubung tidak boleh dipisah
Contoh:
A.R. Radoliffe-Brown, tajuknya ditulis Radoliffe-Brown, A.R.
M. Sofi-Jusuf, tajuknya dirulis
Sofi-Jusuf, M
b. Penulisan
nama yang berganti-ganti
Bila seorang pengarang dikenal dengan
lebih dari satu nama baik nama sebenarnya aatau nama samaran maka untuk
menentukan nama yang diprioritaskan adalah sebagai berikut:
1) Nama
yang sering dinyatakan dalam karya-karyanya
2) Nama
yang paling sering diketemukan dalam daftar referensi
3) Namanya
yang terakhir
Contoh:
HAMKA bukan Haji Abdul Karim Amrullah
Ki Hajar Dewantoro bukan Suwardi Suryoningrat
2. Tajuk
Badan Korporasi
Koleksi yang pertanggungjawabannya
berupa badan korporasi, tajuk entrinya ditentukan sebagai berikut :
a. Badan
Pemerintah, tajuknya jatuh pada nama negara
Contoh:
Departemen Pendidikan Nasional,
tajuknya: Indonesia. Departemen
Pendidikan Nasional
Departemen Agama, tajuknya : Indonesia.
Departemen Agama
b. Badan
Bawahan yang tidak dikenal
Contoh:
Komisi Perpustakaan UI,
tajuknya : Universitas Indonesia. Komisi
Perpustakaan
c. Badan
Bawahan non Departemen
Contoh:
LIPI, tajuknya : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
d. Pertemuan,
Konfrensi, rapat, seminar, simposium dan sebagainya, tajuknya jatuh pada nama
konfrensinya, seminarnya dan sebagainya.
Contoh:
Konfrensi Asia Afrika (ke 1 : 1950 : Bandung),
tajuknya Konfrensi Asia Afrika (ke 1 :
1950 : Bandung)
DAFTAR PUSTAKA
Listariono. 2011. Katalogisasi Bahan Pustaka: Materi Disajikan Pada Diklat Pengelolaan
Perpustakaan Sekolah Bagi Guru dan Pengelola Perpustakaan SDN Gampingan I
Kecamatan Pagak Kabupaten Malang. UPT Perpustakaan Universitas Negeri
Malang. Diakses pada tanggal 29 Juni 2015.
Subliyanto.
2012. Katalogisasi Bahan Pustaka. https://subliyanto.wordpress.com/2012/12/12/katalogisasi-bahan-pustaka/.
Diakses pada tanggal 29 Juni 2015.